Pernahkah tiga hal ini terjadi pada diri kita?
Pertama, Ketika berusaha mati-matian menggapai hasil maksimal kita sering tidak ingin gagal. Bahkan kita sering mengatakan bahwa kita pasti tidak akan gagal, mengingat besarnya usaha yang telah kita lakukan demi mencapai keberhasilan. Kita sering menganggap bahwa kitalah makhluk terkuat di dunia ini sehingga besarnya usaha yang kita lakukan asti akan membuahkan keberhasilan. Lalu kita akan kecewa berat disaat kegagalan selalu menghampiri. Padahal keberhasilan itu bukanlah urusan kita.
Kedua, Ketika jatuh cinta kepada seorang gadis yang kadang alasannya masih belum ditemukan mengapa kita mencintainya. Besarnya rasa suka, sayang, dan cinta itu membuat kita meyakini bahwa dialah yang akan mendampingi kita dan menemani dalam menjalani petualangan penuh mara bahaya hidup ini. Kita sering terlalu yakin sehingga gerak-gerik tubuh kita hanya akan merusak kesucian cinta. Seolah jika kita mencintainya maka pasti dialah yang akan disandingkan dengan diri ini. Lalu kita akan seolah lebih baik mati saja disaat dia disandingkan dengan orang lain. Padahal jodoh itu bukan kita yang menentukannya.
Ketiga, Ketika telah bekerja keras membanting tulang pagi-siang-malam demi segenggam emas kita sering beranggapan bahwa usaha kita telah memantaskan kita untuk menjadi orang terkaya di dunia. Seolah-olah usaha kitalah yang menjadi penentu 100 persen banyaknya harta yang kita miliki. Lalu kita akan meronta-ronta tidak terima disaat hart itu tidak kunjung datang. Padahal rizki itu bukan kita yang membagi-bagikannya.
Saatnya kita kembali sadar bahwa bukan kitalah pengendali dunia ini. Jangan lupakan ALLAH ya....
Pertama, Ketika berusaha mati-matian menggapai hasil maksimal kita sering tidak ingin gagal. Bahkan kita sering mengatakan bahwa kita pasti tidak akan gagal, mengingat besarnya usaha yang telah kita lakukan demi mencapai keberhasilan. Kita sering menganggap bahwa kitalah makhluk terkuat di dunia ini sehingga besarnya usaha yang kita lakukan asti akan membuahkan keberhasilan. Lalu kita akan kecewa berat disaat kegagalan selalu menghampiri. Padahal keberhasilan itu bukanlah urusan kita.
Kedua, Ketika jatuh cinta kepada seorang gadis yang kadang alasannya masih belum ditemukan mengapa kita mencintainya. Besarnya rasa suka, sayang, dan cinta itu membuat kita meyakini bahwa dialah yang akan mendampingi kita dan menemani dalam menjalani petualangan penuh mara bahaya hidup ini. Kita sering terlalu yakin sehingga gerak-gerik tubuh kita hanya akan merusak kesucian cinta. Seolah jika kita mencintainya maka pasti dialah yang akan disandingkan dengan diri ini. Lalu kita akan seolah lebih baik mati saja disaat dia disandingkan dengan orang lain. Padahal jodoh itu bukan kita yang menentukannya.
Ketiga, Ketika telah bekerja keras membanting tulang pagi-siang-malam demi segenggam emas kita sering beranggapan bahwa usaha kita telah memantaskan kita untuk menjadi orang terkaya di dunia. Seolah-olah usaha kitalah yang menjadi penentu 100 persen banyaknya harta yang kita miliki. Lalu kita akan meronta-ronta tidak terima disaat hart itu tidak kunjung datang. Padahal rizki itu bukan kita yang membagi-bagikannya.
Saatnya kita kembali sadar bahwa bukan kitalah pengendali dunia ini. Jangan lupakan ALLAH ya....
Comments
Post a Comment