Siapakah Kita? Apakah Yang Kita Miliki, Dan Apakah Yang Harus Kita Lakukan? Ini Lho Jawabannya..

Menjadi manusia merupakan suatu hal yang tidak pernah kita pinta sebelumnya. Ada yang merasa berat, menyesal, dan bertanya-tanya kenapa dirinya harus hadir ke dunia ini. Ada pula orang yang bersyukur bangga dengan dihadirkannya dirinya di dunia ini. Namun pernahkah kita bertanya-tanya tentang diri kit sendiri? Pernahkah kita bingung yang sangat bingung tentang siapa kita dan untuk apa kita hidup?

Pertanyaan-pertanyaan seputar kehidupan dan aktifitas keseharian sudah menjadi hal yang pasti terucap bagi lisan manusia. Hanya saja permulaan dari segalanya dan yang patutnya menjadi pertanyaan besar justru lupa untuk dipertanyakan.

Sebelumnya mungkin kita hanya mengetahui apa yang dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dan disentuh oleh kulit. Mungkin kita tidak pernah tahu sebelumnya tentang apa-apa yang sebenarnya terjadi yang menjadi hakikat dari kehidupan kita di dunia ini. Kita merasa bahwa kita adalah tangan yang tampak bergerak sesuai apa yang kita fikirkan, kaki yang akan melangkah ketujuan yang kita fikirkan, mata yang memandang pemandangan yang menarik hati, dan otak yang akan memikirkan apa yang membuat kita penasaran.

Sebelumnya ketika berusia hijau mungkin kita tidak mengerti akan hidup dan mati. Perlahan waktu berganti dan kematian demi kematian berulang-ulang hadir dihadapan kita, barulah paham akan adanya "ruh" yang berpisah dari diri seseorang ketika dia meninggal. Barulah kita mengerti perbedaan orang yang hidup dan mati adalah pada "ruh"-nya. Banyak kisah-kisah kehidupan dan orang-orang terdahulu memberitahu kita bahwa dahulunya manusia diciptakan dari saripati tanah. Kita tidak akan pernah mengetahuinya jika kita tidak pernah berfikir dan membaca cerita kehidupan.

Sedangkan pertanyaan-pertanyaan seputar apa yang bisa kita lakukan lebih sering muncul dalam benak dan sering tidak menjadapat jawaban pasti lantaran jauhnya kita dari sumber informasi terpercaya. Kita lebih sering tidak percaya kepada diri sendiri dan juga terlalu percaya kepada diri sendiri. Padahal ada pengatur dunia yang sering kita lupakan keberadaannya.

Sebelum mengkaji apa saja yang bisa kita lakukan kita terlebih dahulu harus mengetahui apa saja yang kita miliki untuk kita optimalkan kemanfaatannya. Terlalu bodoh rasanya kita bertanya-tanya,"Apa yang bisa saya lakukan" sementara tidak tahu modal apa saja yang dimiliki.

Dalam hidup ini ada 3 aspek (modal) yang kita bisa optimalkan kebermanfaatannya sehingga kita bisa dikatakan memiliki prestasi dalam kehidpan. Belumlah kita bisa dikatakan berprestasi sedangkan ketiga hal ini masih kita sia-siakan keberadaannya.

Pertama, Kita memiliki hati yang dengannya kita bisa merasa nyaman.
Pertanyaannya adalah bagaimana kerja hati yang optimal dan menjadikan kita oran berprestasi? Hati itu dapat memiliki keinginan besar yang dalam bahasa arab dikenal dengan 'azzam. Dengan ber-'azzam kita akan bercita-cita besar, kita akan memiliki energi besar untuk menggapainya, dan kita akan bersemangat menjalaninya. Orang yang tidak memiliki 'azzam akan menjadi orang yang lemah tidak berpendirian, tanpa semangat, dan mudah diombang-ambing dalam arus yang deras. Milikilah 'azzam yang jelas, kini belum terlambat untuk memulainya.

Kedua, kita memiliki akal untuk berfikir.
Akal bukanlah suatu yang dapat terlihat nyata, tapi bukti keberadaannya telah nyata tanpa bisa dibantah-bantah lagi. Bahkan orang akan marah ketika dikatakan tidak memiliki akal. Dengan adanya akal membuat kita memiliki kewajiban memiliki ilmu. Manusia mana mau disamakan dengan binatang, kita mengaku memiliki akal yang cerdas dan lebih baik daripada binatang. Oleh karena itu tentulah fungsi akal bagi manusia harus lebih baik daripada hewan. Kalau hanya sekedar bagaimana mencari makanan, hewan juga berfikir untuk mencari makan. Kalau hanya untuk beranak pinak, hewan juga beranak pinak. Kalau hanya berfikir tantang bagaimana aman menjalani hidup, hewan juga berfikir untuk keamanan hidupnya dan keluarganya. So, kalau kita hidup masih hanya memikirkan hal-hal itu, lantas apa yang membedakan kita dari binatang. Itu sudah cukup menjadi bukti bahwa kita berada dalam kelas yang sama dengan binatang. Fikirkanlah, apa yang seharusnya kita fikirkan sementara binatang tidak mampu memikirkannya.

Ketiga, kita dikaruniakan tubuh untuk bergerak.
Jangan sia-siakan tubuh sehat yang ktia miliki. Jangan merusaknya dengan aktifitas-aktifitas yang menghancurkan potensinya. Ketika memiliki tangan kita sering lupa betaa bermanfaatnya tangan ini, kita akan sadar ketika tangan ini putus dari tubuh. Kaki ini sangat besar manfaatnya bagi kita, hanya saja kita akan menyadarinya ketika dia terluka atau bahkan telah putus jua. Terlalu banyak karunia yang kita sia-siakan dari tubuh ini. Syukurilah tubuh ini dengan menjaganya dan melakukan aktifitas yang baik-baik.

Harus kita sadari ketiga modal kehidupan diatas adalah amanah dari ALLAH yang harus kita maksimalkan penggunaanya. Tidak mensia-siakannya dengan melakukan hal-hal buruk. Tidak melakukan hal buruk bukan berarti melakukan hal yang biasa-biasa saja, jangan disangka melakukan hal berbahaya sama dengan melakukan hal buruk. Lakukanlah hal yang baik dan bermanfaat meskipun itu berbahaya.

Ketika telah menyadari hal ini tentunya kita harus terus bertanya-tanya dan semakin penasaran. Untuk apa-sih kita hidup dengan dikaruniai banyak nikmat? Tidakkah kita penasaran kenapa kita diberikan hati, akal, dan jasad? Apakah mungkin kita diberikan modal yang sempurna lantas disuruh berbuat sesuka hati tanpa ada misi yang jelas? Kalau memang begitu, tidakkah terasa aneh?

Perlu kita sadari bersama, kita ini terlalu bodoh untuk mencari jawaban sendiri dengan keterbatasan yang kita miliki. Kita hanya bisa mengetahui segala hal yang kita diberikan pengetahuan tentangnya oleh ALLAH.

“Tidaklah Kuciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. adz-Dzariyat: 56)

Dan (ingatlah) tatkala Tuhan engkau berkata kepada Malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di bumi seorang khalifah. Berkata mereka : Apakah Engkau hendak menjadikan padanya orang yang merusak di dalam nya dan menumpahkan darah, padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan memuliakan Engkau ? Dia berkata : Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. (QS. Al-Baqarah:30).


Masih kurang jelaskah maksud dua buah penggalan ayat diatas?

Kita dikaruniai itu semua hanyalah supaya kita bisa beribadah kepada ALLAH dan juga menjadi pemimpin di dunia ini.
Waaw, tidakkah kita bangga ternyata kita diberikan kesempatan mengabdi kepada penguasa segala penguasa, raja segala raja, tuhan pemilik segala yang ada di dunia ini baik yang kita lihat dan tidak pernah kita lihat, pemilik segala sesuatu yang telah kita ketahui dan yang tidak kita ketahui. Tidakkah kita merasa bangga?
Tidakkah kita merasa lebih bangga? karena ALLAH memberikan kita modal dan mempersiapkan kita untuk menjadi penguasa bumi ciptaannya?

Sadarlah, kita itu mengabdi kepada zat yang tidak akan ada tandingannya dan kita juga diberikan amanah untuk menjadi penguasa di bumi ciptaannya.

Comments